Maluku adalah kawasan kepulauan yang sejak awal sejarahnya terus bergolak tanpa henti. Itulah kesan pertama ketika kita membaca buku ini, yang awalnya adalah sebuah artikel panjang yang ditulis W.R. Van Hoevell pada majalah bernama Tijdschrift voor Nederlandsch Indie (TNI) tahun 1856. Untuk soal Maluku, sudah cukup lama pembaca merindukan buku-buku bermutu yang menggambarkan perkembangan kawasan ini lebih utuh. Sangat terasa bahwa sumber-sumber bacaan yang memadai mengenai dunia Maluku belum sepenuhnya bisa (tuntas) dihadirkan hingga kini. Tapi tentu saja, dalam hemat saya, ini bukan semata karena masih kurangnya tulisan tentang Maluku di Indonesia, tapi karena kebutuhan kita dalam hal “membaca” Maluku makin bertambah besar.
Maluku adalah sebuah “dunia” tersendiri. Demikian Professor Leonard Andaya dalam bukunya The World of Maluku: Eastern Indonesia in the Early Modern Period (1993). Tak heran kalau sepanjang abad ke-16 dan ke-18, menurut Professor Andaya, perjumpaan Eropa dan dunia Maluku sangat intensif dan masing-masing terbelah karena eksisnya konsep “pusat” dan “pinggiran”, baik dalam benak orang Eropa maupun di dalam sejarah dan tradisi orang-orang Maluku sendiri. Pada periode ini, rekaman kegiatan orang Eropa di kepulauan ini, termasuk di dalamnya tentang adat-kebiasaan dan kekayaan alam Maluku, terekam sangat baik dengan kerincian yang lumayan memadai. Tapi, ini semua tak bisa lepas dari asumsi, persepsi dan kepentingan sepihak mereka.
Buku ini adalah salah satu bukti bagaimana “pengetahuan” tentang Maluku diproduksi oleh elite kolonial dan menjadikan pengetahuan itu sebagai rujukan kebijakan dan pengelolaan kepentingan bangsa-bangsa Eropa pada masa itu, ketika mereka menyebut kawasan ini sebagai “Jalur Sutra”. Dalam faktanya, tidak ada kisah yang aman dari pergolakan dan persaingan. Itulah yang terjadi di dalam Kepulauan Maluku dan terlebih lagi ketika mereka dilingkari oleh kepentingan Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda.
Basri Amin, penulis buku Memori Gorontalo: Teritori, Transisi dan Tradisi
Sejarah Kepulauan Maluku: Kisah Kedatangan Orang Eropa Hingga Monopoli Perdagangan Rempah
Rp45,000.00
Out of stock
Reviews
There are no reviews yet.