Tangga La Mellong & Tawa La Beddu (Bukan Tangga dan Tawa Biasa)
Suatu ketika, La Beddu bersama pamannya berkunjung ke rumah orang kaya di kota. Saat itu, La Beddu dan paman, serta tamu-tamu lain makan di meja yang berputar. La Beddu pun menikmati makanan yang ada di depannya. Hanya saja, berkali-kali meja itu berputar, yang berhenti tepat di depan La Beddu hanyalah sayur dan ikan teri. La Beddu pun hanya makan nasi tambah sayur dan ikan teri.
“Apakah Nak La Beddu tidak suka makan ayam goreng?” tanya pamannya setelah makan.
“Suka sekali, Om,” jawab La Beddu malu-malu.
“Mengapa kau tidak makan ayam tadi?”
“Ayam goreng tidak pernah berhenti tepat di depan saya, Om,” jawab La Beddu dengan raut kecewa.
“Mengapa kau tidak putar, Nak?” ujar paman La Beddu sambil tertawa terbahak-bahak.
La Beddu memang tidak memutar meja. Ia anggap kurang sopan. Ia hanya mengambil makanan yang ada tepat di depannya. Sejak kecil, La Beddu sudah diajari oleh kedua orang tuanya dengan pappaseng Aja Mualai Olona Taue. Maknanya: jangan ambil hak orang lain.
…
Cerita-cerita dalam buku Tangga La Mellong & Tawa La Beddu, bukanlah cerita biasa. Budayawan Dul Abdul Rahman menyuguhkan cerita-cerita yang santai dan menarik namun sarat dengan muatan local wisdom Bugis-Makassar. Dua tokoh yang dihadirkan, La Mellong dan La Beddu, bisa dikatakan ‘Abu Nawas’ dari Tanah Bugis. Buku yang sangat menarik.
Rp93,000.00
Book Details
Weight | 0.300 kg |
---|---|
Dimensions | 13 × 3 × 19 cm |
ISBN | 978-602-258-617-3 |
TAHUN | 2022 |
HALAMAN | vi + 328 hlm. |
Reviews
There are no reviews yet.