Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai adanya seseorang yang pembicaraannya senantiasa berbelit-belit. Pembicaraan yang semacam ini biasanya tidak jelas pangkal ujungnya dan kalimat- kalimatnya banyak yang tidak gramatikal. Oleh karena itu, inti dari pembicaraanyapun sulit ditentukan. Fenomena lain menunjukkan bahwa ada seseorang yang apabila berbicara, pembicaraannya sering terhenti di tengah (kesulitan melanjutkan pembicaraan). Dalam pemberhentiannya itu tampak seolah-olah pembicara tersebut kesulitan mencari kata-kata berikutnya atau kesulitan merangkai kalimat berikutnya. Untuk mengkompensasi pemberhentian itu, orang sering menggunakan e atau anu atau kata-kata lain yang tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan. Selain hal tersebut, ada pula seseorang yang apabila berbicara, pembicaraannya sering menyakitkan hati orang lain. Pada sisi lain, juga ada seseorang yang pembicaraannya senantiasa menyenangkan hati orang lain.
Orang yang mengalami gejala demikian ini dimungkinkan mempunyai luka pada otak kiri bagian belakang. Luka seperti ini disebut Wernicke Aphasia (lupa bahasa Wernicke). Pembicara yang demikian biasanya lancar dalam pembicaraan serta mengucapkan bunyi-bunyi ujar yang lancar dan tidak terputus tetapi tidak ada maknanya bagi pendengar atau paling tidak berisi semantik yang sangat minim. Kemungkinan lain, orang tersebut mengalami luka atau sakit pada bagian depan otak sebelah kirinya. Semakin banyak kalimat-kalimat yang dihasilkannya yang tidak gramatikal, kemungkinan besar juga semakin parah luka otaknya yang sebelah kiri bagian depan.
Seseorang yang apabila berbicara kalimat-kalimatnya banyak menyakitkan hati pendengarnya menandakan bahwa orang tersebut mengalami gangguan emosi. Gangguan emosi dalam hal ini artinya orang tersebut berbicara asal mengungkapkan apa yang menurut rasionya benar. Otaknya tidak lagi mampu memikirkan apakah kalimat- kalimat yang diucapkannya itu menyinggung emosi orang lain atau bukan. Seseorang yang demikian itu dimungkinkan mengalami kelainan pada hemisfer otak kiri. Gejalanya adalah gangguan pada kemampuan visual, emosi, dan memori visual
Reviews
There are no reviews yet.