“Penerbitan buku: “Menatap Wajah Negeri: Menilik Dunia, Nusantara, dan Bolaang Mongondow Raya” karangan Murdiono Prasetio A. Mokoginta (dipanggil Dion) adalah tepat, dan merupakan langkah maju. Dalam buku ini penulis memosisikan sebagai intau Bolaang Mongondow, lahir dari keluarga sederhana (kalau tidak dikatakan miskin), mencoba mengubah nasibnya melalui “pendidikan tinggi” di Provinsi Gorontalo. Dalam pergulatan hidup sebagai “mahasiswa” di UNG, telah membawa penulis berpikir keindonesiaan bahkan dunia, dari perspektif intau Bolaang Mongondow.”
Ridwan Lasabuda
(Dosen Universitas Sam Ratulangie, Pemerhati Budaya Bolaang Mongondow)
—
“Saya merekam alur menulisnya. Sejak mahasiswa, dia salah satu penulis aktif di kolom opini koran yang saya pimpin saat itu; Radar Bolmong (sekarang berganti nama: Harian Bolmong Raya). Dari mahasiswa, tulisan Murdiono Prasetio A. Mokoginta sudah mewarnai khazanah berpikirnya ke depan. Daya ledak, idealisme dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Apalagi terkait dengan sejarah. Bukunya Menatap Wajah Negeri melukis kritisan aktivis mahasiswa melihat fenomena aktual di zamannya dalam tulisan. Kita bisa membaca ketajamannya tentang moneter dan solutif terhadap fenomena kekinian di negeri ini. Dalam perjalanan menulisnya, Dion menumbuhkan cita rasa tentang sejarah.”
Gusman Laeta
(Direktur Media Cetak BMR Fox Group, Pernah menjadi Pemred Koran Radar Bolmong)
—
“Dapat dikatakan bahwa Murdiono Prasetio A. Mokoginta memiliki cakrawala berpikir yang sangat luas, serta minat akan banyak hal, mulai dari masalah sosial, politik, sejarah, dan bahkan seni SASTRA dan TEATER. Dalam tulisan-tulisannya, penulis beberapa kali mengutip pendapat penulis-penulis hebat Indonesia, dua di antaranya adalah Drs. Moh. Hatta dan Pramoedya Ananta Toer, yang memperlihatkan referensi bacaan yang mumpuni. Tulisan paling kritis dalam pandangan saya adalah “Sejarah, Sastra dan Teater Pingkan-Matindas”; dan tulisan yang menjadi favorit saya adalah “Cerita Anak Rantau, Ramadhan di Kampung Orang.”
Karmila Mokoginta
(Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin)
Reviews
There are no reviews yet.