Legenda Tanjung Menangis merupakan legenda masyarakat Samawa di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat.Nama Tanjung Menangis ini lahir bersamaan dengan munculnya legenda Tanjung Menangis ketika awal masuknya Islam ke daerah Sumbawa. Tetapi
ada juga yang memperkirakan jauh sebelum terbentuknya Kesultanan Sumbawa awal abad XVI. Mungkin juga jauh sebelum pemerintahan Dinasti Dewa Awan Kuneng, nama Tanjung Menangis belum ada, karena nama Batu Taker sampai sekarang pun tetap dipakai untuk pantai terjal berbatu curam di ujung tanjung. Atau mungkin juga nama tersebut diperkuat oleh cerita angker para nelayan yang sering mendengar suara perempuan menangis tengah malam di ujung tanjung, semuanya tidak ada yang pasti. Masyarakat Sumbawa sekarang ini lebih terbiasa menyebut tanjung tersebut sebagai Tanjung Menangis berdasarkan legenda. Kalau menceriterakan legenda Tanjung Menangis berarti sama juga dengan menceriterakan legenda Ai-Awak.
Salah satu tokoh dalam legenda Tanjung Menangis adalah Lala Intan Bulaeng yang meratapi nasibnya di atas ketajaman batu-batu karang di tebing pantai. Suatu penderitaan yang tiada tertanggungkan. Kandasnya perahu di lautan masih ada harapan akan berlayar…, tetapi kandasnya cinta yang sedang berkembang? Sakitnya teramat pedih, bagaikan luka yang ditetesi air jeruk.
Reviews
There are no reviews yet.