Ketika kritikus sastra seperti H.B. Jassin, A.H. Johns, A. Teeuw, Abdul Hadi WM, dan Sutan Takdir Alisjahbana melihat karya-karya Amir Hamzah sebagai karya mistik atau sufi yang bersifat utopia belaka, buku ini memurnikan kembali posisi si penyair sebagai cucu Adam yang memiliki rasa cinta, kerinduan, dan penyesalan.
Ikhtisar kajian ini sudah diketengahkan di berbagai perguruan tinggi dan seminar dalam beberapa forum yang telah mendapat sambutan luas dari para budayawan, sastrawan, sarjana, dosen, dan mahasiswa. Buku ini perlu dibaca dan dikaji oleh para budayawan, ulama, sarjana, dosen, guru, mahasiswa, pelajar, serta peminat sastra sastra dan tasawuf, sebagai bahan banding dan referensi terhadap Amir Hamzah.
Reviews
There are no reviews yet.