Syair dari Sintang ini ditulis oleh seorang penyair wanita yang bernama Rodjot dari Kampung Sungai Ulak, Kerajaan Sintang. Naskah tulis tangan ini terdiri atas 317 halaman ukuran buku biru (blue book) yang memuat 1579 bait syair dan sudah dalam bentuk aksara Latin. Naskah ini merupakan sebuah hadiah yang diberikan oleh penjabat Panembahan Sintang, Raden Abdu’lbari Danuperdana (1937-1944) kepada L.C. Heyting Th. Zn yang menjabat sebagai Asisten Residen Belanda di Kerajaan Sintang antara tahun
1934-1935.
Rupanya naskah ini adalah sebuah salinan (afschrift) dari naskah asli (origineele exemplaar) yang tentunya lebih tua yang kini tidak kita ketahui
lagi keberadaannya. Naskah aslinya tentunya lebih panjang dari naskah salinan ini karena ada bagian-bagian awal yang hilang (de eerste bladzijden ontbreken) atau mungkin sengaja tidak disalin. Besar kemungkinan isinya tentang sejarah Sintang yang lebih awal karena naskah salinan yang mulai
disalin tahun 1935 tiba-tiba saja langsung dimulai di tengah-tengah pemerintahan Panembahan Muda Ismail Kusuma Negara (1889-1905) yang kemudian dilanjutkan oleh putranya Panembahan Haji Gusti Adi Abdulmajid Kusuma Negara (1905-1913)
Sayang kita tidak mempunyai informasi lebih lanjut mengenai penyair wanita Rodjot. Menurut Helius Sjamsuddin, agaknya “syair sejarah” ini digubah oleh penyair berdasarkan informasi dari saksi-saksi mata sejarah yang diperolehnya sehingga Rodjot dapat digolongkan selain sebagai seorang penyair juga tanpa disadarinya ia juga merupakan seorang sejarawan wanita
dari Sintang. Lepas dari tujuannya untuk meromantisasikan dan mengidealisasikan kehidupan istana Sintang, termasuk beberapa kekeliruan faktual sejarah, namun sejumlah bahan-bahan syair ini penting tidak saja untuk sejarah politik tetapi juga untuk sejarah sosial dan budaya lokal di Sintang pada akhir abad ke-19 dan dasawarsa pertama abad ke-20. Syair ini salah satu sumber tertulis pribumi terpenting untuk memahami “sukma” sejarah Sintang untuk periode yang diliputnya.
Reviews
There are no reviews yet.