“Akhirnya, setelah melalui pertimbangan yang matang, aku menolak tinggal dan menjadi warga negara Malaysia. Aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia, kembali ke Sinjai. Sebab, bagaimanapun, kampung halaman adalah tempat terbaik untuk pulang.”
…
Begitulah, setelah menamatkan pendidikannya pada sebuah universitas di Malaysia, Beddu Kamase memutuskan kembali ke Indonesia. Ia tidak peduli dengan tawaran pekerjaan yang menggiurkan di negeri orang. Ia selalu teringat dengan pesan kakeknya yang seorang veteran. Arringngerakko Nak! To Ogi’ko itu, To Indonesia tokko. Sajingnu na matu mubottini. Sang kakek mewanti-wanti dirinya agar tidak menikah dengan perempuan Malaysia, lalu menjadi warga Malaysia. Bahkan, sang kakek pun telah menjodohkannya dengan salah seorang sepupunya.
Lalu, bagaimana cerita selanjutnya? Apakah Beddu Kamase benar-benar kembali ke kampung halamannya di Sinjai lalu menikah dengan sepupunya tersebut? Lalu, bagaimana pula hubungannya dengan Mayzah, perempuan Malaysia yang menjadi kekasihnya selama kuliah di Malaysia?
Silahkan baca selengkapnya dalam novel Sinjai, Tempat Terbaik untuk Pulang ini. Novel ini merupakan sekuel dari novel Sinjai, Rindu Tak Pernah Selesai. Dituturkan secara apik oleh putra Sinjai, putra Bugis, Dul Abdul Rahman. Perang batin tiap tokoh cerita terekspos sempurna, siap mengaduk-aduk emosi terdalam pembacanya. Selamat menikmati!
Reviews
There are no reviews yet.