Apakah tidak ada kontribusi sejarah lokal terhadap penanaman nasionalisme dan patriotisme? Pertanyaan yang barangkali muncul karena para siswa lebih banyak diajarkan tentang “sejarah nasional” sehingga seolah-olah hanya perjuangan yang berskala nasional saja yang patut diteladani, sementara peristiwa-peristiwa daerah terkesan diabaikan, malahan ada yang beranggapan mempelajarinya akan menimbulkan semangat etnosentrisme.
Buku ini dapat menepis keraguan atas pertanyaan dan kekuatiran yang berlebihan itu karena sejarah daerah Kalimantan Selatan pada masa perang kemerdekaan 1945-1949 penuh dengan peristiwa heroik dalam mengusir penjajah Belanda yang kandungan nilainya tidak kalah dengan peristiwa di daerah lainnya di Indonesia.
Pada periode 1945-1949. rakyat Kalimantan Selatan bukan saja berhasil mengusir penjajah Belanda melalui perang gerilya, namun secara politis juga mempunyai kontribusi dalam proses integrasi bangsa dan negara.
Saat pemerintah Republik Indonesia dengan resmi meninggalkan Kalimantan melalui Persetujuan Linggajati, para pejuang kemerdekaan di Kalimantan Selatan yang meski sangat kecewa dengan persetujuan itu. tetap berusaha sekuat tenaga menunjukkan eksistensi Republik di wilayah yang secara de facto dan de juro berada di bawah kekuasaan Belanda, tidak berkeinginan mendirikan negara sendiri meski kesempatan itu ada saat mereka telah menguasai sebagian besar wilayah teritorial, malah sebaliknya menentang pembentukan “Negara Kalimantan” dan dengan Proklamasi 17 Mei 1949 Hassan Basry atas nama rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan menyatakan Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Reviews
There are no reviews yet.