Jika dikaitkan dengan menulis, saya teringat ucapan Rhenald Kasali ketika memberikan motivasi pada mahasiswanya untuk melakukan anjangsana ke luar negeri (dan membuat reportase tentang hasil perjalanan [bukti konkretnya adalah buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor]). Beliau mengungkapkan bahwa era jagoan bicara telah berakhir, kini jagoan itu hanya akan dihormati kalau mereka punya karya. Intinya, orang-orang yang hanya berbicara saja, tetapi tidak ada karya, hanyalah omong besar. Ibarat pepatah nyaring bunyinya. Buku ini adalah salah satu galah pengering (pinjam istilahnya Eiji Yoshikawa) bahwa menulis itu sangat penting. Lebih penting lagi, saya sebagai penulis tidak ingin hanya berbicara tentang menulis, (tetapi lebih dari itu) memunculkan konkretisasi dalam menulis.
Buku ini adalah buku sederhana. Gaya penulisannya pun sederhana. Bahasa yang digunakan juga sederhana. Istilahnya, tidak ndakik- ndakik sebab penulis juga masih dalam tataran belajar menulis. Lahirnya Psikologi Menulis ini adalah upaya penulis agar ketika menyajikan materi tentang kepenulisan, tidak sekadar tuturan (orality), tetapi juga menunjukkan bukti konkret. Harapannya, semoga tidak muncul celetukan klise, “nyuruh-nyuruh orang nulis, tapi dirinya sendiri gak pernah nulis (gakbisa nulis).”
Reviews
There are no reviews yet.