Dalam buku ini, kontribusi tcrbcsar Mattulada bukanlah dalam menghadirkan temuan paling mutakhir dalam penulisan sejarah Sulawesi Selatan. Dalam soal itu, mungkin Andaya, Pelras, Reid, Sutherland atau bahkan rekannya di Universitas Hasanuddin Andi Zainal Abidin Farid lebih banyak sumbangannya. Kontribusi Mattulada yang tcrbcsar adalah usahanya untuk mclctakkan Sulawesi Selatan dalam kerangka (sejarah) Indonesia. Para penulis dari luar negeri mencoba melihat Sulawesi Selatan dalam kerangka konseptual yang abstrak yang disebut “Asia Tenggara” atau bahkan “global.” Kerangka konseptual ini dibentuk dengan melihat aliran komoditas atau gerak para pedagang atau juga jaringan ide dalam perkembangan waktu yang lama. Mattulada bekerja dan bergerak dalam kerangka konspetual yang lebih nyata, yakni “Indonesia.” Tidak bedanya dengan para penulis sejarah seperti Moh. Ali dan Muhammad Yamin (yang buku-bukunya dipakai di dalam buku ini), Mattulada mencoba mclctakkan Makassar dan Sulawesi Selatan dalam proses dibentuknya Indonesia sebagai suatu entitas yang, meminjam istilah Ben Anderson yang tcrkcnal, “dibayangkan.”
Mattulada adalah pemikir pclctak kajian Sulawesi Selatan dalam perkembangan kajian ilmu sosial dan humaniora dengan harapan-harapannya untuk mclctakkan Makassar dan Sulawesi Selatan sebagai “mata rantai” gerak sejarah Nusantara mcnuju Indonesia di mana Indonesia dilihat sebagai sesuatu yang belum memperoleh bentuk akhirnya dan masih harus diperjuangkan. Dan ini sangat penting. Pencarian Mattulada bukanlah sckedar bagian perlombaan untuk menjadikan Sulawesi Selatan nampak lebih besar dan lebih penting dari daerah lain di Indonesia. Pencarian Mattulada adalah penyusurannya untuk menunjukkan peran dan sumbangan Sulawesi Selatan dalam proses dibentuknya Indonesia.
Dias Pradadimara Dosen Jurusan Sejarah Universitas Hasanuddin
Reviews
There are no reviews yet.