Realisasi sistem ekonomi Islam belumlah terlaksana, khususnya secara substansial. Beberapa lembaga keuangan yang notabene adalah dinamo yang memegang peranan vital dalam gerak ekonomi Islam, khususnya di Indonesia, masih saja belum sempat menyibukkan diri dalam usaha pemaslahatan umat. Padahal di tengah karut marutnya kesejahteraan rakyat akibat sistem ekonomi
bangsa yang sedikit banyak masih berporos pada konsep “ndoro-isme” [baca: feodalisme), penerapan ekonomi Islam dapat menjadi suatu solusi yang amat penting. Hal tersebut adalah nyata adanya karena kesejahteraan suatu pihak bukan hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh pihak lain, dan ekonomi Islam sudah mengatur dan menjaminnya.
Kemampuan negosiasi dan akomodasi sistem ekonomi modern (baca: Barat) terhadap kearifan lokal ekonomis bangsa ini adalah sesuatu yang senantiasa harus kita renungkan dan pertanyakan. Toh nyatanya selama puluhan tahun hidup dengan sistem ekonomi yang kapitalistik tidak membuat rakyat hidup sejahtera; tapi memang pihak-pihak yang mempunyai “kuasa” untuk melakukan konspirasi kesejahteraannya jauh lebih terjamin, atau singkatnya sosial Darwinisme masih jalan terus. Kearifan lokal ekonomis dalam negara 17.000 pulau ini memang selalu patut untuk diperhitungkan, serta menggiurkan untuk dipelajari; dan sayangnya ekonomi Islam lebih mempunyai kekuatan untuk bernegosiasi dan mengakomodasi nilai-nilai positif dari kearifan lokal ekonomis bangsa ini ketimbang ekonomi modern, sehingga tidaklah salah jika bahkan ekonomi Islam pun juga rahmatan lil alamin.
Reviews
There are no reviews yet.