Komunitas Cina Dan Perkembangan Kota Surabaya (Abad XVIII Sampai Pertengahan Abad XX)

Rp100,000.00

Category:

About The Author

Handinoto

Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Berbeda sekali dengan kota-kota pedalaman yang dulunya mempunyai penduduk relatif homogen, sebagai kota pelabuhan yang terletak di Pantai Utara Jawa, penduduk kotanya sejak awal sangat heterogen atau majemuk. Salah satu pendatang yang paling tua di Surabaya adalah orang Cina. Kehadirannya di satu kota ditandai dengan daerah permukiman yang sering disebut sebagai Pecinan.Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Berbeda sekali dengan kota-kota pedalaman yang dulunya mempunyai penduduk relatif homogen, sebagai kota pelabuhan yang terletak di Pantai Utara Jawa, penduduk kotanya sejak awal sangat heterogen atau majemuk. Salah satu pendatang yang paling tua di Surabaya adalah orang Cina. Kehadirannya di satu kota ditandai dengan daerah permukiman yang sering disebut sebagai Pecinan.Selain suasananya yang khas, daerah Pecinan selalu ditandai dengan bangunan yang disebut sebagai kelenteng. Kelenteng bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga mencerminkan ungkapan lahiriah masyarakat yang mendukungnya. Oleh karena itu, suatu penyelidikan mengenai kelenteng dapat memberikan sumbangan sangat berharga untuk memahami sejarah sosial masyarakat yang bersangkutan

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Komunitas Cina Dan Perkembangan Kota Surabaya (Abad XVIII Sampai Pertengahan Abad XX)”

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.