Pontianak sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan di Kalimantan Barat melalui proses sejarah yang sangat dinamis, ketika
terlibat dalam suatu lintas tentorial dan interkasi lintas budaya terutama hubungan Arab, Bugis, Melayu, dan Cina telah memberi
warna pada idiologi dan sistim politik Kerajaan Pontianak. Munculnya pengaruh kolonial Belanda telah membawa dampak sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Eksploitasi Pemerintah Belanda melahirkan perubahan-perubahan baru dalam hubungan ekonomi, kekuasaan, dan sosial. Terdapat interelasi yang dinamis antara perubahan struktur politik dan ekonomi terhadap perubahan sosial masyarakat di Pontianak dalam
berbagai level.
Hubungan komunikasi melalui pelayaran niaga dan jaringan perdagangan antar pulau telah mendorong kaum pendatang dan golongan pedagang sebagai komunitas baru membentuk dan mendirikan perkampungan suku bangsa di Pontianak. Demikian pula
hubungan Pontianak dengan daerah-daerah sekitarnya terutama Sambas, Mempawah, Landak, Sanggau, Matan, dan Sukadana telah membawa kemajuan politik dan ekonomi Pontianak.
Perjalanan sejarah Pontianak merupakan sebuah pola hubungan yang kompleks, antara faktor-faktor supremasi kerabat kerajaan, gelombang perlawanan kongsi Cina, kekuatan diplomasi, sampai pada dinamika jalur pelayaran dan jaringan perdagangan hingga gerakan nasionalisme.
Reviews
There are no reviews yet.