Maluku Utara memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dalam khazanah sejarah Indonesia. Dikatakan demikian, karena Maluku Utara terkenal sebagai pusat penghasil rempah-rempah sejak sekitar abad-15 memunculkan interaksi perdagangan yang menghadapkan Maluku Utara dan daerah-daerah taklukan lainnya. Pada abad ke-17 dan abad ke-18 Belanda berinteraksi dengan Ternate dengan “Sistem VOC”-nya. Pada abad ke-19 interaksi ini meluas ke wilayah-wilayah lainnya di Nusantara, sekalipun bentuknya tidak sama seperti sebelumnya.
Dalam melukiskan kondisi sosial ekonomi dan politik di Kesultanan Ternate dalam kurun waktu 1866-1942, tidak hanya penggambaran secara kronologis saja, akan tetapi diperlukan suatu penggambaran sejarah yang bersifat kompleks yang dapat diperoleh dengan menggunakan suatu pendekatan ilmu sosial. Melalui penggunaan metodologi dan pendekatan yang baik, akan menghindari kelemahan-kelemahan yang melekat pada tulisan- tulisan yang lama sebagai sumber rujukan itu bisa dihindari, sehingga pengetahuan sejarah bisa lebih baik dan bermanfaat untuk memproyeksikan peijalanan sejarah masa kini dan masa akan datang.
Reviews
There are no reviews yet.