Melalui obrolan sambil makan siang, ngopi dan bertamu ke berbagai kenalan lama dan baru, narator-tokoh Prita Setyawati dan cucunya, Nick Goncalves, membawa pembaca menelusuri jejak-jejak terkubur dari nenek moyang mereka. Novel ini tersusun oleh dua aspek yang seakan berkontras. Di satu sisi mengalir narasi dalam bahasa gaul tentang keseharian yang santai antara Melbourne, Melaka, Cirebon dan berbagai pelosok Jakarta, termasuk muara karang dan berbagai tempat kuliner yang asyik. Di sisi lain terjalin struktur rumit sebuah puzzle silsilah keluarga 7 generasi yang membuka jalinan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Yang tergali dari kubur adalah berbagai “hantu” masa lalu, termasuk sentimen rasial, sejarah pembantaian, prasangka dan kebencian, sekaligus juga politik dalam praktik keseharian seperti siklus kekerasan domestik, poligami terselubung, sampai penyakit turunan. Hasil perjalanan pamungkas komponis keturunan Tionghoa yang mendapat proyek menggubah musik untuk film tentang Orang Tionghoa di Indonesia ini menyerakkan dan menyeruakkan kompleksitas isu Tionghoa, keragaman posisi dan ideologi. Menghadirkan struktur perasaan zamannya, novel ini merupakan bahan yang kaya untuk reproduksi kreatif, penelusuran ilmiah dan pembelajaran kritis tentang kebangsaan.
Melani Budianta,
(Guru Besar FIB UI)
Seperti telah sering dibuktikan, penulisan riwayat keluarga, dalam genre fiksi, biografi, maupun otobiografi, tidaklah inferior kedudukannya dibanding penulisan sejarah kebangsaan dengan sapuan yang besar. Segenap kerincian pernik-perniknya memberi nuansa dan memperdalam dimensi sehingga mengisi celah serta retakan, yang selalu akan ada dalam representasi pengetahuan sejarah, termasuk dari yang paling ilmiah. Dalam konteks etnik Tionghoa di Indonesia, dengan Membongkar yang Terkubur ini Dewi Anggraeni menjadi penulis dengan kontribusi yang sungguh dibutuhkan.
Seno Gumira Ajidarma
Reviews
There are no reviews yet.