Tak pernah ia duga sebelumnya jika lupus mengunjungi tubuhnya! Tak kalah dengan HIV/AIDS, penyakit ini belum ada obatnya. Lupus membuat tubuhnya melemah dari hari ke hari. Saat mengetahui dirinya mengidap lupus, yang terbayang dl benaknya adalah kematlan yang terus tersenyum dan seakan melambaikan tangan di depan. Baginya kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan, tetapi serupa teman akrab yang diajaknya berbincang dan berteman sehari-hari. Justru pada saat itu, Sinta— yang berasal dari keluarga broken home dan memblayal hidup dan kullahnya sendiri selepas SMU—mampu memberikan makna lebih pada hidupnya. la menemukan kekasihnya,
menanggung biaya kuliah adiknya, dan memberikan senyum dan semangat pada orang-orang di sekitarnya, terutama penderita seperti dirinya: bahwa hidup harus disyukuri, bahwa hidup harus dihidupi. Sebab pada akhirnya, menghidupi hidup adalah obat sesungguhnya dari setiap makhluk di dunia. Inilah sebuah memoar pribadi, kisah inspiratif dan mengharu biru yang tak boleh dilewatkan oleh siapa saja
Reviews
There are no reviews yet.